Sabtu, 27 Februari 2010

BIOGRAFI & PENGHARGAAN "NOUVEL"

BIOGRAFI
Jean Nouvel (lahir di Fumel, Lot-et-Garonne, Perancis, 12 Agustus 1945; umur 64 tahun) adalah seorang arsitek Perancis. Nouvel belajar di École des Beaux-Arts di Paris dan anggota pendiri Mars 1976 dan Syndicat de l'Architecture. Ia telah memperoleh sejumlah penghargaan sepanjang karirnya, termasuk Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur (sebenarnya ditujukan pada Institut du Monde Arabe yang dirancang Nouvel), Penghargaan Seni Wolf tahun 2005 dan Penghargaan Pritzker tahun 2008. Banyak museum dan pusat arsitektur memajang berbagai karyanya.


PENGHARGAAN
Nouvel dan bangunan rancangannya telah menerima sejumlah penghargaan selama karirnya, yang paling prestisius disebutkan di bawah.

Individual :
Penghargaan Pritzker (2008),
Penghargaan Seni Wolf (2005),

Gelar Kehormatan :
Universitas Buenos Aires (1983),
Royal College of Art-London (2002)
Universitas Naples (2002).
Institut Arsitek Amerika (1993) dan
Royal Institute of British Architects (1995).
Tahun 1997, Nouvel diberi gelar Commandeur de l'Ordre des Arts et des Lettres. Pertama bergabung tahun 1983. Ia juga Chevalier de la légion d'honneur.

Proyek :
1989 - Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur untuk Institut du Monde Arabe. Tahun 1987, bangunan ini memenangkan Équerre d'Argent yang diberikan setiap tahun kepada bangunan terbaik di Perancis.

Retrospektif :
2005 - Museum Seni Modern Louisiana
2001 - Centre Pompidou, Paris

Karya - Karya "Nouvel"

Museo Nacional Centro de Arte Reina Sofía (2005) di Madrid


Zlatý Anděl (2001) di Praha



Gasometer A (2001) di Vienna

Culture and Convention Center (2000) di Lucerne

Monolith untuk Expo.02 (2002) di Swiss

Dentsu Building (1998) di Tokyo

Senin, 08 Februari 2010

TORRE AQBAR, Timun Raksasa Dengan Pesona Magis...

Siapa yang tidak kenal bangunan yang satu ini di anggap sebagai timun raksasa yang tumbuh liar di bawah langit catalan,barcelona oleh para pencinta kota tua nan lama warisan antonio goudi tapi memang cukup beralasan jarak antara tower akbar dengan karya-karya goudi merupakan satu trek lurus sehingga secara sky line saling mempengaruhi,tapi kita sedikit melupakan hal ini karena nyatanya bahwa bangunan ini telah berdiri kokoh dan menjadi landmark baru kota tersebut,sejak di desain pemerintah kota telah terhipnotis akan kenaggungan bangunan ini sehingga tinggal menunggu waktu timun raksasa tak berdaun ini menghiasi wajah kota catalan,barcelona mengingat perizinan telah disetujui,nouvel pun semakin bernapsu untuk memulai pekerjaannya hingga bangunan tersebut benar2 berdiri.

Torre aqbar adalah bangunan yang dimiliki oleh perusahaan air minum di negara spanyol tidak salah lagi transformasi bentuk bangunan ini pun adalah metafora air mancur,bangunan yang yang tergolong hypermodern Menara dengan ketinggian 144,44 dari permukaan laut tersusun dari material steel and glass yang dirancang nyaris transparan sehingga laut mediterania pun menjadi latar belakangnya Sebanyak 59.619 lembar jelusi kaca berbagai warna digunakan untuk menyusun kulit Torre Agbar yang terdiri dari 4.400 jendela. Kaca dengan 40 warna berbeda.lembaran kaca inilah yang membentuk efek magis dari timun raksasa ini dan memantulkan setiap spektrum cahaya yang diterimanya,kulit luar bangunan pun berubah bak bunglon tergantung spektrum cuaca yang diterimanya tidak hanya itu suasana lain pun terasa berbeda ketika malam mulai menyelimuti kota barcelona Torre Agbar akan memancarkan cahaya yang berasal dari 4.500 lampu berwarna kuning, biru, pink, dan merah yang terpasang di balik setiap kulit kacanya.

Bangunan ini hanya memiliki tabung selinder sebagai struktur yang disebut inti struktur yang didalamnya terdapat sistem transportasi vartikal dan tangga darurat.torre aqbar pun menjadi ikon baru di bawah matahari kota catalan dengan kilauan cahaya yang siap menghipnotis setiap mata yang menatapnya.

Hyper Modern dengan Kaca....

Jean Nouvel, arsitek Prancis yang terkenal dengan desain arsitekturnya hyper-modern,dengan ciri kahas glass kacanya meraih penghargaan Pritzker Architecture 2008,sebagai bentuk penghargaan tertinggi dibidang arsitektur

Jean Nouvel beserta arsitek lainnya, yaitu Frank Gehry, Tadao Ando dan I.M. Pei yang menerima penghargaan tertinggi di bidang arsitektur, terutama dalam beberapa desain seperti gedung museum dan opera di seluruh dunia.

"Saya pikir mereka mengerti betul bahwa saya berjuang mengerjakan desain atrsitektur yang spesifik melawan desain arsitektur yang umum. Setiap proyek yang saya kerjakan adalah sebuah petualangan," ujar Jean Nouvel di kantornya, di Paris.

Jean Nouvel ( 62 tahun)menjadi orang perancis kedua yang menjadi penerima Pritzker asal Prancis yang kedua. Sebelumnya Christian de Portzamparc menerima penghargaan tersebut pada tahun 1994.

Sebuah upacara resemi akan dilansungkan pada bulan Juni menadatang di Library of Congress, di Washington, Amerika Serikat. Jean Nouvel akan menerima hadiah uang senilai US$100.000 grant dan sebuah medali perunggu.

Juri untuk penghargaan Pritzker yang terdiri dari beberapa arsitek ahli, kritikus, dan akademisi menilai Jean Nouvel berhak menerima penghargaan karena ketekunan, imajinasi, produktivitas, dan semangatnya yang tidak pernah puas akan eksperimen kreatifnya.

Jean Nouvel menggambarkan bahwa susunan bangunan yang ia desain tidak selalu menganut dogma atau patokan yang sudah ada sejak lama, tetapi setiap desainnya merefleksikan waktu, tempat, dan siapa penghuninya.

"Saya rasa setiap lokasi dan perencanaan pembangunan harus mempunyai ketepatan dalam sebuah pengerjaan yang spesifik untuk menyelesaikan sebuah desain arsitektur. Saya selalu meneliti jika ada sesuatu yang janggal dan saya suka menganalisa lokasi serta kondisi lokasi yang akan dibangun untuk mendapatkan jawaban dari kejanggalan tersebut,” ujar Jean Nouvel.

Dari 200 proyek arsitek yang dinilai para juri, yang paling mendapatkan perhatian adalah desain gedung Arab World Institute di Paris. yang mampu mengatur tingkat pencahayaan dengan menggunakan sebuah alat pengontrol dan gedung teater Guthrie di Minneapolis yang pada bagian luar gedung mempunyai layar-layar yang menyiarkan beberapa adegan dari pertunjukan yang pernah ditampilkan di dalam gedung tersebut sebelumnya.

Jean Nouvel saat ini berencana untuk mendesain sebuah menara yang berdampingan dengan museum Modern Art New York dan sebuah kondominium yang disebut “Green Blade” karena dihiasi tanaman di balik kaca gedung di daerah Century City, Los Angeles.

"Ia adalah seorang arsitek yang selalu mengerjakan desain yang berbeda dengan yang lain dan kesuksesannya sangatlah spektakuler,” ujar seorang juri Pritzker yang adalah sejarahwan artistektur dan juga penulis buku, Victoria Newhouse.

Qingyun Ma, dekan fakultas arsitektur Universitas Southern California terkejut bahwa Jean Nouvel menerima penghargaan ini. Menurutnya Jean Nouvel sudah menyelesaikan karya terbaiknya beberapa waktu yang lalu.

Ia menambahkan bahwa juri Pritzker sebaiknya memilih arsitek yang lebih muda dan belum dikenal orang agar bisa dipromosikan kepada khalayak ramai.

Akan tetapi, Qingyun Ma mengatakan bahwa Jean Nouvel pantas mendapatkan penghargaan tersebut atas karya-karyanya yang gemilang dan kegemarannya yang suka mencari penemuan-penemuan baru akan gaya desainnya.

"Sesuatu yang mengejutkan. Ia sudah memimpin dunia arsitektur dalam beberapa waktu belakangan ini,” ujar Qingyun Ma.

Jean Nouvel lahir dan tumbuh di sebelah barat daya Perancis. Sejak kecil ia gemar akan film dan selalu mendapatkan inspirasi desain arsitekurnya dari film-film yang pernah ia tonton.

Ketika remaja, ia mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang seniman seperti yang diinginkan oleh kedua orang tuanya agar memepunyai penghidupan yang lebih baik. Tetapi ia lebih memilih untuk berkarir sebagai seorang arsitek.

Pada awal karirnya, Jean Nouvel menjadi ketua sebuah pameran seni Paris Biennale. Ia kemudian mendapatkan banyak sanjungan atas karya terbaiknya Arab World Institute dan akhirnya mendapatkan penghargaan Pritzker karena karyanya yang modern menggabungkan unsur tradisional dari Arab.

Komisi yang terdiri dari 24 negara yang tersebar di lima benua menempatkan Jean Nouvel sebagai arstitek terbaik karena beberapa proyek gemilangnya di beberapa negara di dunia.

Jean Nouvel mengatakan bahwa ia selalu memulai setiap proyeknya dengan menenangkan pikirannya dari pekerjaan sebelumnya. Dia selalu membuat konsep berdasarkan segi budaya dan lingkungan yang berada di sekitar lokasi gedung yang akan dibangun.

"Karya arsitektur selalu dihubungkan dengan budaya sekitar. Saya selalu mengatakan bahwa arsitektur merupakan suatu perubahan yang dibawa dari kebudayaan,” ujarnya.

BIOGRAFI "Herlianto"


Nama:
Herlianto, Ir., MTh.
Lahir:
Surabaya, 1 Oktober 1941
Agama:
Kristen
Jabatan:
- Ketua Yayasan Bina Awam (YABINA ministry, www.yabina.org)

Isteri:
Esther
Anak:
Victor, Erwin, dan Imelda

Pendidikan:
- S1 Arsitek ITB, 1968
- Housing, Planning & Building (Bouwcentrum, The Netherlands), 1979)
- Bachelor of Theology (B.Th.) dari Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang (1976)
- Master of Theology (M.Th.) dari Princeton Theological Seminary, USA, 1982.

KARIR:
1. Arsitek/Konsultan:
- Planning Staff & City Field Officer Integrated Approach for the Improvement of Slums & Marginal Settlements (UNEP, 1976-79)
- Peneliti Puslitbang Pemukiman Departemen PU (1977-86)
- Koordinator Kursus Perbaikan Kampung Nasional (1979-82)
- Konsultan proyek KIP-Urban IV di 7 Kota Besar (IBRD, 1983-88)
- Konsultan Tim Koordinasi Pembangunan Perkotaan (1988-90)
- Urban Ministry Consultant pada World Vision International (1989-93)
- Team Leader Proyek Perbaikan Kampung KIP-MHT (IBRD, 1994-96)
- Breakthrough Urban Initiative (UNDP, 1999)
- Konsultan pada berbagai studi Pengembangan Masyarakat Kawasan Kumuh (UNDP/UNCHS/ UNV/ILO, 1990-04)

2. Bidang Pendidikan:
- Dosen Perumahan di IT Sepuluh Nopember Surabaya dan U.K. Petra (1972-77)
- Dekan di UK Petra (Surabaya, 1976-1979)
- Anggota Rektorium bidang Litbang di UK Maranatha (Bandung, 1983-1986)
- Dosen tamu di Sekolah Tinggi Teologia Bandung (1993-sekarang)

3. Pelayanan
- Ketua Yayasan Bina Awam (YABINA ministry, www.yabina.org) sebuah yayasan keagamaan dan sosial (1982-sekarang).

Karya Tulis:
- Telah menulis 36 buku.

E-mail:
herlianto@yabina.org

Arsitek Yang "Pendeta"

Herlianto, lahir di Surabaya, 1 Oktober 1941, seorang arsitek (ITB, 1968) dan konsultan yang menjadi 'pendeta'. Mendirikan dan sampai sekarang menjadi Ketua Yayasan Bina Awam (YABINA ministry, www.yabina.org, 1982) sebuah yayasan keagamaan dan sosial. Dia telah menulis banyak buku, di antaranya Siapakah yang Bernama Allah Itu.

Herlianto yang menikah dengan Esther dan mempunyai 3 anak Victor, Erwin, dan Imelda, adalah seorang pelayan awam dan arsitek yang memperdalam masalah pembangunan perkotaan dan kemasyarakatan, dan yang mempelajari teologi dengan spesialisasi sejarah agama, gereja dan masyarakat, dan aliran-aliran gereja.

Saat ini Ia menjadikan pelayanan firman Allah sebagai yang terutama dalam hidup dengan menjadi ketua Yayasan Bina Awam yang melayani penerbitan buku. Seri Buku Saku Yabina, dan pelayanan melalui internet (www.yabina.org.)

Selain meraih gelar S1 (Ir - arsitek) dari Institut Teknologi Bandung (ITB, 1968), Herlianto juga mendalami Housing, Planning & Building (Bouwcentrum, The Netherlands, 1979). Ia juga seorang teolog yang meraih gelar Bachelor of Theology (B.Th.) dari Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang (1976) dan Master of Theology (M.Th.) dari Princeton Theological Seminary, USA, 1982.

Pernah menjadi peneliti Puslitbang Pemukiman Departemen PU (1979-1986) dan konsultan (1984-2004) dalam berbagai proyek pembangunan perkotaan, perbaikan kampung dan perumahan rakyat, dan mendapat piagam pertama penulis bidang ke-PU-an di harian Kompas pada Ultah ke-40 Dep.PU (1984).

Pernah diangkat, antara lain sebagai konsultan Tim Koordinasi Pembangunan Perkotaan (IBRD + Bappenas, 1988-1990). Ia salah seorang Anggota Tim Penulis Laporan Nasional (makalah) Pemerintah RI untuk Konperensi PBB Mengenai Kota & Permukiman (City Summit, Habitat-II, Istanbul, Juni 1996). Juga ditunjuk sebagai penulis Laporan Perumahan di Indonesia (program UNCHS-Nairobi untuk 4 negara, 1993).

Sejak tahun 1982 sampai sekarang menjadi Ketua Yayasan Bina Awam (YABINA ministry, www.yabina.org) sebuah yayasan keagamaan dan sosial dengan misi untuk membangun masyarakat awam yang peka akan masalah teologis dan kemasyarakatan dan ikut serta dalam pembangunan masyarakat perkotaan.

Dalam bidang pendidikan pernah menjadi Dosen Perumahan di ITS dan Dekan di UK Petra (Surabaya, 1976-1979), Anggota Rektorium bidang Litbang di UK Maranatha (Bandung, 1983-1986), dan dosen tamu di Sekolah Tinggi Teologia Bandung (1993-sekarang) yang mengajar perbandingan agama, aliran-aliran Kristen, sosiologi dan teologi perkotaan.

Telah menulis 36 buku antara lain: Siapakah Yang Bernama Allah (BPK-GM, 2002), Teologi Sukses (BPK-GM, 2006), Menggugat Yesus (Kalam Hidup, 2008), Humanisme dan Gerakan Zaman Baru (Kalam Hidup, 2008), Gerakan Nama Suci (BPK-GM, 2009), dan Housing Needs & Policy Approaches (Duke Univ. Press, 1985); Juga menulis buku trilogi perkotaan berjudul ‘Urbanisasi dan Pembangunan Kota’ (Alumni 1986, dipilih Depdikbud sebagai buku pedoman bidang Lingkungan Hidup untuk guru SMTA), ‘Urbanisasi, Pembangunan, dan Kerusuhan Kota (1997), dan ‘Kota Besar dan Perilaku Masyarakat’ (2009).

Helianto juga sering menghadiri pertemuan perumahan, perkotaan, dan kemasyarakatan. Antara lain Asian University Chaplain Workshop (Hongkong, 1975); Conference on Guidance & Counseling (Manila, 1976); Workshop on British New Towns (London, 1979); Urban City Tour (Paris, 1979); UNESCO Asian Housing Seminar (New Delhi, 1980); UNESCO Urban Housing Training (Manila, 1981); City Planning Commission (New York, 1982);

Seminar on Global Mission (Atlantic City, 1982); Seminar on Rural Settlements (Bangkok, 1984); Study Tour on Housing & Urban Development (Japan, 1984); World Planning & Housing Congress (Adelaide, 1986); Urban Ministry Workshop (Los Angeles, 1990); International Urban Ministry Congress (Chicago, 1990); International Congress of the Association of Major Metropolises (Melbourne, 1990);

Asian Urban Workshop (Singapore, 1992); UNDP - Urban Poverty Partnership Workshop (The Hague, 1993); International Urban Workshop (Edinburg, 1993); Earoph World Planning Congress (Beijing, 1994); International Ministry (Orlando & Los Angeles, USA, 1997); Pacific Rim Urban Think Tank (Singapore, 1997); EAROPH World Planning Congress (Denpasar, 1998); Urban Turmoil in Indonesia (Berlin, 1999); Urban Problems in Indonesia (Tokyo, 2001); dan Postmodernism (Singapore, 2003).

(www.tokohindonesia.com)

Sabtu, 06 Februari 2010

Teknologi Rumoh Aceh...


Teknologi yang dimaksud disini adalah teknologi yang sangat sederhana, yaitu teknologi “Perobohan Atap Ketika Terjadi Kebakaran” , maksudnya adalah ketika terjadi kebakaran, khususnya di bagian Atap Rumah. Si pemilik Rumah hanya perlu melakukan satu langkah singkat untuk merobohkan seluruh atap, sehingga kebakaran di Atap diharapkan tidak sempat melebar ke seluruh rumah karena atapnya sudah keburu dirobohkan sebelum api menjalar.

Satu langkah singkat dalam merobohkan Atap Rumah itu adalah dengan memotong Tali hitam yang menghubungkan seluruh elemen dari atap rumah.

Jadi ketika terjadi kebakaran dibagian atap, si pemilik rumah tinggal memotong beberapa tali hitam tersebut, dan setelah itu seluruh Atap pun akan roboh, karena memang tali hitam itu dibuat sebagai sentral dari penghubung rangka Atap dari “Rumoh Aceh”.

Dengan teknologi sederhana ini diharapkan dampak yang diakibatkan dari kebakaran bisa di-minimalisir sekecil-kecilnya. Teknologi ini memang sangat sederhana, tapi tentunya untuk ukuran teknologi yang ditemukan beratus-ratus tahun yang lalu, boleh dibilang teknologi macam ini sudah cukup maju. (acehforum.or.id)