Minggu, 23 Mei 2010

Masjid Terbesar Kedua di Jerman Diresmikan

BERLIN--Sebuah masjid baru yang merupakan salah satu yang terbesar di Jerman secara resmi dibuka pekan ini. Masjid ini terletak di kawasan Kreuzberg di pusat kota Berlin.

Masjid yang dapat menampung sekitar 1.000 orang ini adalah bagian dari kompleks yang menurut laporan media lokal "cukup mahal untuk mendirikan sebuah bangunan." Pembangunan masjid ini menelan biaya sekitar 10 juta eurodan sepenuhnya dibiayai oleh donor swasta dari Libanon dan Palestina.

Masjid ini dihiasi dengan kubah kaca dan empat menara kecil, dan merupakan bagian dari sebuah bangunan berlantai enam seluas 5.000 meter persegi. Menyatu dengan bangunan itu adalah pusat komersial dan sosial untuk disewakan dan perpustakaan.

Masjid terbesar di Jerman berada di kota Mannheim di bagian barat negara itu. Masjid itu mampu menampung 2.500 orang.

Pembangunan masjid di Jerman telah mendorong perdebatan - seperti di negara-negara Eropa lainnya - khususnya di kalangan ekstrem kanan. Masjid di Kreuzberg pun tak luput dari pergunjingan itu, dengan tudingan bakal menumbuhsuburkan ektermitas di kalangan anak muda Muslim Jerman. (REPUBLIKA.CO.ID)

Sabtu, 08 Mei 2010

RUMAH TAMBI, Sulawesi Selatan

Rumah tambi yang terletak didesa besoa Lore tengah, diperkirakan telah berumur lebih dari 100 tahun. Namun sayang pemeliharaan bangunan purbakala ini sepertinya tidak mendapat perhatian dari pemerintah.
Hal ini terlihat dari kurang terpeliharanya bangunan tersebut, pemeliharaan sepenuhnya oleh masyarakat desa doda. Menurut para tokoh adat/orang tua desa besoa bagunan ini adalah satu dari beberapa bangunan Tambi yang masih lengkap, namun pada tahun 2007 kemarin bahwa pintu rumah tambi yang berukirkan lambang tadulako sudah hilang entah kemana?
Kalo kejadian seperti ini tidak menjadi perhatian, maka yakinlah satu persatu furniture rumah tambi akan hilang, maka hilang sejarah rumah tambi, Sungguh malang nian nasib rumah bersejarah ini dengan cagar budaya yang sangat tinggi serta warisan leluhur yang tidak ternilai harganya akan musnah begitu saja oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Entah kapan disuatu waktu kelak, bilamana orang asing berkecimpung alias kasak kusuk, baru tuhh... pada kebakaran jenggot. Hmmm...

RUMAH BELAH BUBUNG, Kepulauan Riau

Kepulauan Riau merupakan salah satu satu provinsi di Indonesia. Daerah ini merupakan gugusan pulau yang tersebar di perairan selat Malaka dan laut Cina selatan. Keadaan pulau-pulau itu berbukit dengan pantai landai dan terjal. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan petani. Sedangkan agama yang dianut oleh sebagian besar dari mereka adalah Islam.

Kondisi alam dan keyakinan masyarakat Kepulauan Riau sangat mempengaruhi pola arsitektur rumahnya. Pengaruh alam sekitar dan keyakinan dapat dilihat dari bentuk rumahnya, yaitu berbentuk panggung yang didirikan di atas tiang dengan tinggi sekitar 1,50 meter sampai 2,40 meter. Penggunaan bahan-bahan untuk membuat rumah, pemberian ragam hias, dan penggunaan warna-warna untuk memperindah rumah merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan dan ekpresi nilai keagamaan dan nilai budaya.

Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dikenal dengan sebutan rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Nama rumah Belah Bubung diberikan oleh orang Melayu karena bentuk atapnya terbelah. Disebut rumah Rabung karena atapnya mengunakan perabung. Sedangkan nama rumah Bubung Melayu diberikan oleh orang-orang asing, khususnya Cina dan Belanda, karena bentuknya berbeda dengan rumah asal mereka, yaitu berupa rumah Kelenting dan Limas.

Nama rumah ini juga terkadang diberikan berdasarkan bentuk dan variasi atapnya, misalnya: disebut rumah Lipat Pandan karena atapnya curam; rumah Lipat Kajang karena atapnya agak mendatar; rumah Atap Layar atau Ampar Labu karena bagian bawah atapnya ditambah dengan atap lain; rumah Perabung Panjang karena Perabung atapnya sejajar dengan jalan raya; dan rumah Perabung Melintang karena Perabungnya tidak sejajar dengan jalan.

Besar kecilnya rumah yang dibangun ditentukan oleh kemampuan pemiliknya, semakin kaya seseorang semakin besar rumahnya dan semakin banyak ragam hiasnya. Namun demikian, kekayaan bukan sebagai penentu yang mutlak. Pertimbangan yang paling utama dalam membuat rumah adalah keserasian dengan pemiliknya. Untuk menentukan serasi atau tidaknya sebuah rumah, sang pemilik menghitung ukuran rumahnya dengan hitungan hasta, dari satu sampai lima. Adapun uratannya adalah: ular berenang, meniti riak, riak meniti kumbang berteduh, habis utang berganti utang, dan hutang lima belum berimbuh. Ukuran yang paling baik adalah jika tepat pada hitungan riak meniti kumbang berteduh

RUMAH ADAT MAMUJU, Sulawesi Barat

Keberadaan Rumah Adat di jantung kota Kabupaten Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), mendapat sorotan tajam dari tokoh adat Kerajaan Mamuju.

Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Mamuju, St. Manuara Abdullah di Mamuju, Kamis, mengatakan, rumah adat sebagai simbol khasanah budaya Mamuju semestinya difungsikan sebagaimana mestinya.

"Wajar jika rumah adat tersebut dikritik oleh banyak kalangan karena tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan sebagai tempat ’nongkrong’ para kawula muda pada sore hingga malam," ujarnya.

Rumah Adat harus dilengkapi dengan benda-benda bersejarah adat Kerajaan Mamuju sehingga ke depan dapat menarik minat para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara untuk mengetahui situs-situs sejarah kerajaan Mamuju yang telah berusia 649 tahun.

"Saya yakin, bila rumah adat difungsikan dengan baik serta ditunjang dengan benda-benda bersejarah kerajaan Mamuju akan mampu menarik simpati wisatawan yang masuk ke daerah ini," kata dia.

Ia menuturkan, potensi budaya di daerah ini cukup beragam, tetapi tidak tertangani secara optimal.

Olehnya, kata dia, ke depan masalah budaya yang hingga kini masih ’abu-abu’, terkait data otentik sejarah berdirinya kerajaan tersebut, harus dicarikan solusi. Sehingga dapat menjadi referensi bagi generasi muda untuk mengetahui secara luas tentang sejarah berdirinya kerajaan Mamuju. (oase.kompas.com)

MASJID ISTIQLAL, Jakarta, Indonesia

Terlalu mudah rasanya menemukan masjid megah di Jakarta Pusat yang bernama Masjid Istiqlal ini. Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara yang memiliki daya tampung jamaah lebih dari 120 ribu orang.

Masjid hasil rancangan arsitek asal Sumatra Utara Frederich Silaban ini berdiri sejak 1961. Selain berada di dekat Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal juga dijadikan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan kegiatan-kegiatan sosial.

MASJID AL-AQSA, Yerussalem, Palestina

Al-Aqsa adalah masjid ketiga terbesar dunia di Kota Yerusalem yang merupakan daerah perbatasan antara Palestina dengan Israel. Konsep bangunan masjid terlihat megah dan memiliki kapasitas jamaah Islam sebanyak 400 ribu orang.

Masing-masing tiang kubah menjulang tinggi ke atas sepenjang 37 meter.

Masjid Al Aqsa merupakan tempat suci agama Islam di Kota Tua Yerusalem. Masjid ini dianggap sebagai tempat suci ketiga oleh umat Islam. Muslim percaya bahwa  Nabi Muhammad diangkat ke Sidratul Muntaha dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Al-Aqsa dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.  Salah satu ciri khas Masjid Al Aqsa adalah kubah berwarna emas yang terlihat menonjol  di antara bangunan-bangunan tua berwarna putih. Interiornya sangat  megah, dihiasi berbagai ukiran  pada pilar, serta langit-langitnya.

MASJID AL-NABAWI, Madinah, Arab Saudi

Masjid Al-Nabawi Madinah ini adalah masjid kedua terbesar dan tersuci setelah Masjid Al-Haram di Arab Saudi. Sejarah berdirinya bangunan masjid ini juga tidak terlepas dari perjalanan Nabi besar Islam Muhammad SAW saat menuju ke kota Madinah.

Kapasitas ruang masjid mampu menampung sebanyak 600 ribu jamaah dengan penambahan 1 juta orang per tahun.

MASJID AL-HARAM, Mekah, Arab Saudi

Nama Masjid Al Haram di Arab Saudi memang bukan hal yang asing bagi umat Islam, khususnya bagi mereka yang sudah menjalankan ibadah wajib haji di tanah suci Mekah.

Masjid terbesar ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang merupakan arah kiblat bagi umat Islam yang sedang salat.

Menurut sejarah Islam, Ka'bah (Bakkah) pertama sekali dibuat sejak di zaman Nabi Adam dan dilanjutkan pada masa Nabi Ibrahim beserta anaknya Nabi Ismail yang kemudian menambahkan sebuah masjid besar disekitarnya dengan nama Masjid Al-Haram.

Masjid Al-Haram menempati tanah seluas 4.008.020 meter persegi dan mampu menampung jamaah sebanyak 900 ribu orang.

Jumlah jamaah haji dari seluruh dunia yang datang untuk ibadah terus mengalami penambahan sebanyak 4 juta orang per tahun.