Sabtu, 08 Mei 2010

RUMAH ADAT MAMUJU, Sulawesi Barat

Keberadaan Rumah Adat di jantung kota Kabupaten Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), mendapat sorotan tajam dari tokoh adat Kerajaan Mamuju.

Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Mamuju, St. Manuara Abdullah di Mamuju, Kamis, mengatakan, rumah adat sebagai simbol khasanah budaya Mamuju semestinya difungsikan sebagaimana mestinya.

"Wajar jika rumah adat tersebut dikritik oleh banyak kalangan karena tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan sebagai tempat ’nongkrong’ para kawula muda pada sore hingga malam," ujarnya.

Rumah Adat harus dilengkapi dengan benda-benda bersejarah adat Kerajaan Mamuju sehingga ke depan dapat menarik minat para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara untuk mengetahui situs-situs sejarah kerajaan Mamuju yang telah berusia 649 tahun.

"Saya yakin, bila rumah adat difungsikan dengan baik serta ditunjang dengan benda-benda bersejarah kerajaan Mamuju akan mampu menarik simpati wisatawan yang masuk ke daerah ini," kata dia.

Ia menuturkan, potensi budaya di daerah ini cukup beragam, tetapi tidak tertangani secara optimal.

Olehnya, kata dia, ke depan masalah budaya yang hingga kini masih ’abu-abu’, terkait data otentik sejarah berdirinya kerajaan tersebut, harus dicarikan solusi. Sehingga dapat menjadi referensi bagi generasi muda untuk mengetahui secara luas tentang sejarah berdirinya kerajaan Mamuju. (oase.kompas.com)

2 komentar:

  1. saya setju sekali kalau rumah adat itu dilengkapi sarana dan digunakan sebagai pusat utama pelaksanaan acara adat dan jika membuat bangunan baik rumah maupun kantor harus ada desain atau motif dari rumah adat.

    BalasHapus

Terima Kasih Komentar Anda Tidak Menyinggung SARA