Jumat, 02 Juli 2010

Corbusier "Perekat Kultur dan Arsitektur"

Lahir:
La Chaux-de-Fonds, Swiss, 6 Oktober 1887 dengan nama Charles-Edouard Jeanneret-Gris
1908
Bekerja di studio milik Josef Hoffmann, Vienna
1920
Mengadopsi nama kakek dari garis ibu, Le Corbusier, sebagai nama bisnisnya di dunia arsitektur
1923
Mempublikasikan buku Towards a New Architecture
1950-1951
Membuat rencana pembangunan kota Chandigarh, India
1951-1955
Membangun kapel di Ronchamp, Prancis
1965
27 Agustus, meninggal di Roquebrune, Prancis

Le Corbusier sangat mencitai Manhattan. Ia sangat menyukai modernisasi, gedung-gedung besar dan tinggi, seperti yang terlukis di Manhattan. Karya-karyanya banyak tersebar di Amerika dan kerap menjadi berita. Acap akan diadakan pembangunan gedung baru, desain-desain Le Corbusier seringkali dijadikan referensi. Corbusier adalah arsitek besar yang gemar merancang gedung-gedung tinggi dan besar. Di Paris, ia pernah mendesain pusat kota dengan gedung-gedung yang besar, dan kemudian menjadi berita juga.

Le Corbusier terlahir sebagai Charles-Edouard Jeanneret-Gris lahir di La Chaux de Fonds. Ia lahir di Swiss pada 1887. Berbekal pendidikannya sebagai seniman, ia mulai melakukan studi kerja secara rutin ke Jerman dan Eropa Timur. Di Paris, ia sempat belajar seni di bawah bimbingan Auguste Perret. Salah satu poin penting yang didapatnya dari Perret, adalah pelajaran mengenai kultur dan seni kehidupan di sebuah kota, yang merupakan bagian terpenting dalam kegiatan seni, termasuk arsitektur.

Le Corbusier nama yang disandangnya sejak awal dasawarsa 1920, yang merupakan nama kakek dari garis ibu memang menjalani banyak kegiatan di bidang kesenian. Tapi dunia seni yang paling memikat hatinya adalah arsitektur dan kesenian yang berkaitan dengan alam. Ia suka dengan gagasan yang natural. Salah satu karyanya yang merupakan refleksi kecintaannya pada alam, adalah Maison-Domino. Bangunan ini merupakan prototipe untuk produksi massal, yang didesain tanpa pilar-pilar dan lantai yang rigid.

Pada 1917, seiring dengan konsep alam yang ditekuninya, Le Corbusier menerbitkan buku di Paris, yang diberi judul Vers une Architecture, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Towards a New Architecture. Buku ini berisi buah pikirannya mengenai arsitektur modern yang dikaitkan dengan arsitektur masa silam. Lingkungan dan budaya dalam arsitektur juga banyak dikemukakan di dalamnya. Untuk memperkaya tulisannya, Le Corbusier mengilhami tulisannya dari L'Esprit Nouveau.

Pada 1922 Le Corbusier bekerja bersama pamannya, Pierre Jeanneret. Ia banyak belajar mengenai desain-desain individu, seperti merancang kompleks bisnis dan pertokoan. Dari sana pula, ia mulai membuat konsep mengenai bentuk fisik yang ideal dari sebuah bangunan yang disebutnya sebagai a machine for living in konsep desain yang diaplikasi untuk rumah tinggal. Gagasannya sendiri mencuplik kegiatan alam: sebuah karya arsitektur harus dapat menjadi angin, laut dan matahari yang sangat diperlukan bagi kehidupan alam. Karena itu, keseimbangan adalah bagian terpenting dalam arsitektur dan sebuah kultur juga tak dapat diabaikan dalam seni membuat bangunan.

Ketika Perang Dunia ke-2 meletus, seluruh aktivitas bisnis berhenti, termasuk kegiatan arsitektur. Untuk mengisinya, Le Corbusier melahirkan beberapa teori mengenai arsitektur dan mimpi-mimpi lain mengenai desain sebuah bangunan, yang dituangkan melalui bentuk miniatur. Setelah perang berakhir, ia mulai merealisasikan mimpinya yang terpendam selama perang, dengan membangun Unite d’habitation pada 1947. Keunikan desain bangunan ini terletak pada atapnya yang diukir dengan dinding tinggi beraneka warna, yang kemudian begitu populer tapi banyak pula dikritik karena desainnya yang kurang lazim. (TEMPO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Komentar Anda Tidak Menyinggung SARA