SEMARANG, KOMPAS.com - Pasar tradisional kebanggaan warga Jawa Tengah, Pasar Johar di Kota Semarang, akan ditata dan direvitalisasi.
Tujuan revitalisasi Pasar Johar ini, supaya pasar yang kini sering lantainya kena rob dan bangunan makin kumuh tertata rapi dan modern. Hanya saja, revitalisasi Pasar Johar yang digagas Pemerintah Kota Semarang kini meresahkan para pedagang yang kini berjualan di pasar yang dibangun arsitek Belanda, Thomas Karsten.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Istajib, Selasa (18/10/2011) mengemukakan, pihaknya setuju jika Pasar Johar direvitalisasi asal pedagang lama tetap prioritas bisa berjualan di pasar tersebut.
"Program revitalisasi Pasar Johar juga jangan diserahkan ke pihak swasta. Setiap pasar tradisional yang kemudian diserahkan ke pihak swasta, biasanya pasar baru yang ditangani pihak investor cenderung mahal dan pedagang-pedagang kelas menengah ke bawah tidak mampu membeli kios baru seperti terjadi Pasar Rejowinangun, Magelang," ujar Istajib.
Sedianya Pemerintah Kota Semarang berencana dalam merevitalisasi Pasar Johar itu bekerja sama dengan investor dari Jakarta. Nilai revitalisasi itu kurang lebih sekitar Rp 700 miliar dan akan direalisasi secara bertahap mulai 2012. Dikhawatirkan, revitalisasi Pasar Johar itu akan menggusur tidak kurang 7.000 pedagang kecil.
Istajib berharap, jika memang ada program revitalisasi Pasar Johar sebaiknya ditangani bersama antara Pemerintah, Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang. Pasar Johar jangan diserahkan ke investor apabila ingin tetap mempertahankan ciri khas pasar tradisional tersebut.
Pasar Johar merupakan karya arsitek Herman Thomas Karsten pada 1936.
Bangunan karya arsitek kenamaan Belanda, Herman Thomas Karsten, tahun 1936 ini telah memikirkan arsitektur tropis, sesuai posisi obyek yang berada di daerah dekat pantai kota Semarang.
Arsitektur pasar ini kombinasi konstruksi pemecahan bentang lebar dan struktur beton bertulang, berbentuk cendewan. Bentuk Pasar Johar dinilai berhasil menciptakan bangunan bersahabat dengan iklim tropis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Komentar Anda Tidak Menyinggung SARA