by. Krisen S. Emha
Panorama Acropolis adalah kuil-kuil bersejarah, pemandangan perbukitan yang indah, dan arsitektur kota yang tak berpihak kepada militerisme.
Demokrasi dalam bidang politik yang kita kenal pada saat ini merupakan salah satu sumbangan dari Dynasty Hellenislic (650-30 SM) pada zaman kekaisaran Yunani Kuno, dimana hak-hak sipil untuk menyampaikan pendapat secara bebas diakui. Hal ini terlihat dari tatanan kota-kota pada zaman Yunani Kuno yang berupa Negara kota, dimana terdapat ruang-ruang terbuka untuk aktifitas demokrasi dan ditandai dengan bangunan-bangunan Negara untuk pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif, salah satunya adalah Acropolis. Itulah tradisi athen yang tidak bertujuan kepada militerisme, sehingga kota-kota di zaman Yunani Kuno sering mendapat serangan dari bangsa-bangsa di sekitarnya, terutama dari Persia.
Berbeda dari tradisi Spartan yang banyak terdapat pada kota-kota abad pertengahan di kawasan Bavaria atau Jerman sekarang yang memang menunjukkan keunggulan bangsanya melalui kemenangan dalam peperangan. Konsep demokrasi tersebut dirumuskan kembali oleh ilmuwan Prancis setelah abad pertengahan, Montesquieu (1689-1755), dalam Esprit des Lois.
Acropolis dibangun pada masa kepemimpinan kaisar Pericles (495-429 SM) yang merupakan zaman keemasan Yunani di Athena. Acropolis terletak pada lokasi yang menarik pada sebuah perbukitan kota Athena, dan dari sini dapat dinikmati pemandangan kekawasan perdagangan Athena, Agora (sebuah pasar) yang merupakan pusat keramaian, sehingga Acropolis menyimbolkan dewi kebijaksanaan, keadilan, semangat dan inspirasi penduduk Athena.
Lingkungan utama komplek Acropolis terdiri dari kuil-kuil yang membentuk sebuah panorama kota, antara lain terdiri dari: Erichteion, Parthenon, Nike dan Propylaea. Erichteion adalah sebuah bangunan kuil yang masih baru dan sangat indah sebagai pengganti bangunan sebelumnya yang mengalami kehancuran pada 480 SM akibat peperangan dengan bangsa Persia yang dipimpin Salamis.
Kuil ini dibangun oleh arsitek Mnesicles antara tahun 421-405 SM dan memiliki ukuran yang kecil, tak beraturan, bertingkat dengan gaya kolom ionic. Kuil ini terletak pada tapak yang aneh yaitu dikelilingi oleh hutan keramat dan tanah perkuburan. Terdapat tiga ciri utama kuil ini, yaitu adanya beranda, jendela di setiap bagian dari pintu di beranda sebelah timur dan ornamen berbentuk gadis pada kolom yang berfungsi sebagai penopang atap beranda bagian selatan. Bentuk ini sedikit ramping dan berkesan seolah-olah sedang menjunjung beban berupa atap.
Parthenon adalah kuil yang merupakan tempat suci agung dimana terdapat sebuah patung yang sangat besar, yang terbuat dari gading dan emas. Parthenon merupakan bangunan yang sangat menonjol dan merupakan pusat dari Acropolis. Parthenon dibangun antara 447-438 SM sebagai karya dari arsitek Ictimus (Iktinos) dan Callicrates (Kallikrates) dan ahli pematung Phidias (Pheidias). Bangunan Parthenon dikatakan sebagai ‘kesempurnaan terbesar dari karya kuil Doric yang pernah di bangun', sebuah penampilan dengan proporsi sempurna yang dihasilkan oleh ahli maya-loka Athena.
Nike merupakan kuil terkecil yang bagi penduduk Athena dianggap sebagai kuil pembawa keberuntungan bagi kota Athena. Propylaea adalah bangunan berbentuk pintu gerbang karya arsitek mnesicless, tapi pembangunannya tak sempat diselesaikan karena terjadi peperangan dengan bangsa Peloponnesia. Puing-puing dari bangunan tersebut masih bisa dilihat sampai sekarang, tetapi ada beberapa bangunan yang benar-benar sudah hilang antara lain; Pinacotheca (sebuah gallery seni), Theater Dionysus, Odeon (sebuah ruang musik dari Herodes Atticus) dan Stoa (sebuah tempat berteduh dan tempat berpameran dengan colonnade dari Eumenes). Juga
terdapat patung Promachos karya Pheidias yang sangat besar dan terbuat dari perunggu dan mendominasi wajah kota.
Athena yang berpusat di Acropolis merupakan kota pertama pada zaman Yunani Kuno yang sampai sekarang masih bisa dilihat. Pada zaman inilah kayu mulai dipakai sebagai bahan konstruksi bangunan dan disebut dengan istilah Carpenty in marble. Arsitek Romawi Marcus Vitrivius Pollio banyak menulis tentang arsitektur yang bersumber dari sini, yang ditulis dalam bukunya De Architettura yang terdiri dari 10 buku.
Dalam buku itu terdapat prinsip simetri, harmoni dan proporsi yang merupakan perluasan dari prinsip proporsi, komposisi dan presisi dari zaman Yunani Kuno yang disebut Entasis. Konsep ini lebih rinci terlihat dalam bentuk orde (ornamen kolom) arsitektur yang ditemukannya.
Orde Doric dan Ionic berasal dari zaman Yunani Kuno yang mengambil nama dari dua kelompok suku bangsa Yunani, yaitu Doria (Turunan Italia dan Sicilia) dan Ionia (Turunan Asia Kecil), sebagai kelanjutan dari orde Corinthian yang berasal dari zaman Romawi. Dan karya Vitrivius inilah yang dikenal sebagai Histori Clasicisme dalam teori arsitektur Continental (Eropa daratan) yang berwujud 'greeko-Roman' setelah Renaissance.
Ada beberapa bangunan lainnya di Acropolis yang cukup menarik, antara lain: Boulenterion; bangunan legislative, Prytaneion; bangunan eksekutif, Haliaea; banguan yudikatif dan Mycenaean Megaron sebagai bangunan tempat tinggal atau rumah para pemimpin. Acropolis sampai sekarang tetap menjadi rujukan dalam Urban Design. Arsitektur Acropolis adalah acuan dari arsitektur berwujud Greeko-Roman yang pernah ditolak secara formal oleh gerakan Bauhaus di Jerman dan beberapa Negara lainnya di daratan Eropa pada awal 1900-an dimana telah menguasai daratan Eropa sejak abad pertengahan setelah Renaissance.
Sejatinya dasar teori arsitektur Greeko-Roman oleh sebagian besar sejarawan dan kritikus arsitektur dianggap sebagai ilmu arsitektur yang paling abadi karena muncul di sepanjang zaman, termasuk pada zaman modern sekarang ini.
Panorama Acropolis adalah kuil-kuil bersejarah, pemandangan perbukitan yang indah, dan arsitektur kota yang tak berpihak kepada militerisme.
Demokrasi dalam bidang politik yang kita kenal pada saat ini merupakan salah satu sumbangan dari Dynasty Hellenislic (650-30 SM) pada zaman kekaisaran Yunani Kuno, dimana hak-hak sipil untuk menyampaikan pendapat secara bebas diakui. Hal ini terlihat dari tatanan kota-kota pada zaman Yunani Kuno yang berupa Negara kota, dimana terdapat ruang-ruang terbuka untuk aktifitas demokrasi dan ditandai dengan bangunan-bangunan Negara untuk pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif, salah satunya adalah Acropolis. Itulah tradisi athen yang tidak bertujuan kepada militerisme, sehingga kota-kota di zaman Yunani Kuno sering mendapat serangan dari bangsa-bangsa di sekitarnya, terutama dari Persia.
Berbeda dari tradisi Spartan yang banyak terdapat pada kota-kota abad pertengahan di kawasan Bavaria atau Jerman sekarang yang memang menunjukkan keunggulan bangsanya melalui kemenangan dalam peperangan. Konsep demokrasi tersebut dirumuskan kembali oleh ilmuwan Prancis setelah abad pertengahan, Montesquieu (1689-1755), dalam Esprit des Lois.
Acropolis dibangun pada masa kepemimpinan kaisar Pericles (495-429 SM) yang merupakan zaman keemasan Yunani di Athena. Acropolis terletak pada lokasi yang menarik pada sebuah perbukitan kota Athena, dan dari sini dapat dinikmati pemandangan kekawasan perdagangan Athena, Agora (sebuah pasar) yang merupakan pusat keramaian, sehingga Acropolis menyimbolkan dewi kebijaksanaan, keadilan, semangat dan inspirasi penduduk Athena.
Lingkungan utama komplek Acropolis terdiri dari kuil-kuil yang membentuk sebuah panorama kota, antara lain terdiri dari: Erichteion, Parthenon, Nike dan Propylaea. Erichteion adalah sebuah bangunan kuil yang masih baru dan sangat indah sebagai pengganti bangunan sebelumnya yang mengalami kehancuran pada 480 SM akibat peperangan dengan bangsa Persia yang dipimpin Salamis.
Kuil ini dibangun oleh arsitek Mnesicles antara tahun 421-405 SM dan memiliki ukuran yang kecil, tak beraturan, bertingkat dengan gaya kolom ionic. Kuil ini terletak pada tapak yang aneh yaitu dikelilingi oleh hutan keramat dan tanah perkuburan. Terdapat tiga ciri utama kuil ini, yaitu adanya beranda, jendela di setiap bagian dari pintu di beranda sebelah timur dan ornamen berbentuk gadis pada kolom yang berfungsi sebagai penopang atap beranda bagian selatan. Bentuk ini sedikit ramping dan berkesan seolah-olah sedang menjunjung beban berupa atap.
Parthenon adalah kuil yang merupakan tempat suci agung dimana terdapat sebuah patung yang sangat besar, yang terbuat dari gading dan emas. Parthenon merupakan bangunan yang sangat menonjol dan merupakan pusat dari Acropolis. Parthenon dibangun antara 447-438 SM sebagai karya dari arsitek Ictimus (Iktinos) dan Callicrates (Kallikrates) dan ahli pematung Phidias (Pheidias). Bangunan Parthenon dikatakan sebagai ‘kesempurnaan terbesar dari karya kuil Doric yang pernah di bangun', sebuah penampilan dengan proporsi sempurna yang dihasilkan oleh ahli maya-loka Athena.
Nike merupakan kuil terkecil yang bagi penduduk Athena dianggap sebagai kuil pembawa keberuntungan bagi kota Athena. Propylaea adalah bangunan berbentuk pintu gerbang karya arsitek mnesicless, tapi pembangunannya tak sempat diselesaikan karena terjadi peperangan dengan bangsa Peloponnesia. Puing-puing dari bangunan tersebut masih bisa dilihat sampai sekarang, tetapi ada beberapa bangunan yang benar-benar sudah hilang antara lain; Pinacotheca (sebuah gallery seni), Theater Dionysus, Odeon (sebuah ruang musik dari Herodes Atticus) dan Stoa (sebuah tempat berteduh dan tempat berpameran dengan colonnade dari Eumenes). Juga
terdapat patung Promachos karya Pheidias yang sangat besar dan terbuat dari perunggu dan mendominasi wajah kota.
Athena yang berpusat di Acropolis merupakan kota pertama pada zaman Yunani Kuno yang sampai sekarang masih bisa dilihat. Pada zaman inilah kayu mulai dipakai sebagai bahan konstruksi bangunan dan disebut dengan istilah Carpenty in marble. Arsitek Romawi Marcus Vitrivius Pollio banyak menulis tentang arsitektur yang bersumber dari sini, yang ditulis dalam bukunya De Architettura yang terdiri dari 10 buku.
Dalam buku itu terdapat prinsip simetri, harmoni dan proporsi yang merupakan perluasan dari prinsip proporsi, komposisi dan presisi dari zaman Yunani Kuno yang disebut Entasis. Konsep ini lebih rinci terlihat dalam bentuk orde (ornamen kolom) arsitektur yang ditemukannya.
Orde Doric dan Ionic berasal dari zaman Yunani Kuno yang mengambil nama dari dua kelompok suku bangsa Yunani, yaitu Doria (Turunan Italia dan Sicilia) dan Ionia (Turunan Asia Kecil), sebagai kelanjutan dari orde Corinthian yang berasal dari zaman Romawi. Dan karya Vitrivius inilah yang dikenal sebagai Histori Clasicisme dalam teori arsitektur Continental (Eropa daratan) yang berwujud 'greeko-Roman' setelah Renaissance.
Ada beberapa bangunan lainnya di Acropolis yang cukup menarik, antara lain: Boulenterion; bangunan legislative, Prytaneion; bangunan eksekutif, Haliaea; banguan yudikatif dan Mycenaean Megaron sebagai bangunan tempat tinggal atau rumah para pemimpin. Acropolis sampai sekarang tetap menjadi rujukan dalam Urban Design. Arsitektur Acropolis adalah acuan dari arsitektur berwujud Greeko-Roman yang pernah ditolak secara formal oleh gerakan Bauhaus di Jerman dan beberapa Negara lainnya di daratan Eropa pada awal 1900-an dimana telah menguasai daratan Eropa sejak abad pertengahan setelah Renaissance.
Sejatinya dasar teori arsitektur Greeko-Roman oleh sebagian besar sejarawan dan kritikus arsitektur dianggap sebagai ilmu arsitektur yang paling abadi karena muncul di sepanjang zaman, termasuk pada zaman modern sekarang ini.
Kisah tradisi Lisan yang indah. Arcopolis dia tokoh apa sih ?
BalasHapusKalau tidak salah Acroplis adalah sebuah kota tua di jaman Yunani Kuno yang menjadi Pusat Kebudayaan, para Arsitek Yunani terdahulu menjadikan kiblat bangunan-bangunan yang sangat bersejarah...
BalasHapus